Selasa, 18 Maret 2014

5 Orang Ini Tak Percaya Jokowi Akan Menang


Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memberikan mandat kepada Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Capres. Jokowi digadang-gadang bakal menduduki jabatan orang nomor satu di Indonesia.

Namun, tak sedikit yang meragukan mantan wali kota Solo itu bakal mulus, bahkan mereka yakin Jokowi tak akan menjadi Presiden RI. Banyak alasan yang jadi pertimbangan mereka meragukan Jokowi bisa menang dalam Pilpres.

Ketidakpercayaan Jokowi jadi presiden tak hanya datang dari luar partai banteng moncong putih, tapi ada juga tokoh dari internal PDIP.

Berikut lima orang yang tak percaya Jokowi akan menang, yang dihimpun dari berbagai sumber:

1. Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul

Dicalonkannya Jokowi sebagai Presiden dari partai PDI Perjuangan membuat konstelasi politik nasional berubah. Meski demikian pencalonan Jokowi yang kini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dipandang politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul sebagai hal biasa dalam politik.

Menurutnya meski Jokowi baru kurang lebih satu tahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dia harus menghormati sikap ketua partai PDI Perjuangan, Megawati .

"Saya menghormati sikap Ibu Megawati mencalonkan Pak Jokowi jadi capres," kata Ruhut seusai melakukan kampanye bersama SBY di Bantul, Yogyakarta, Senin (17/03).

Meski elektabilitas dan popularitas Jokowi dalam berbagai survei tinggi di atas capres lainnya, Ruhut tetap tidak terpengaruh dengan hasil survei tersebut. Baginya yang menentukan dalam politik adalah keputusan terakhir di menit-menit terakhir.

"Politik itu last minute, jadi kita lihat saja nanti bagaimana, kalau sekarang ada yang kuat, belum tentu besok, Jokowi belum tentu menang," ungkapnya.

2. Politikus PDIP Guruh Soekarnoputra

Politikus PDIP Guruh Soekarnoputra menilai Jokowi belum pantas menjadi calon presiden. Guruh menganggap tak ada satu pun tokoh PDI Perjuangan yang layak ditetapkan sebagai calon presiden.

"Bagi saya pribadi, belum saatnya sekarang," kata Guruh.

3. Tokoh NU KH Solahuddin Wahid atau Gus Solah

KH Solahuddin Wahid atau Gus Solah, menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo belum layak diberi tugas sebagai presiden. Sebab jam terbang dan pengalaman Jokowi belum cukup dijadikan modal untuk memimpin Indonesia.

"Pengalaman Jokowi baru sebagai Walikota Solo. Sebagai Gubernur DKI Jakarta juga belum selesai dijalankan," ujar Gus Solah di Jakarta, Selasa (18/2).

Gus Solah menegaskan sebaiknya tokoh muda potensial seperti Jokowi jangan buru-buru dipaksa untuk menjadi calon presiden.

"Biarlah Jokowi menambah pengalaman dan meningkatkan kemampuannya. Kalau untuk 2019, Jokowi akan lebih matang," tegas pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng ini.

4. Pakar Tata Kota Yayat Supriatna

Joko Widodo ( Jokowi ) yang mendeklarasikan diri menjadi calon presiden dari PDIP, seakan membuat beberapa harapan dari warga Jakarta musnah begitu saja. Karena pada saat itu masih banyak hal di Jakarta yang belum diselesaikan oleh Jokowi selaku gubernur DKI Jakarta.

Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna mengatakan, majunya Jokowi sebagai calon presiden menandakan tingkat kepemimpinan-nya masih pemberi janji, bukan pemberi bukti. Karena program-program Jokowi yang digambar-gemborkan selama kampanye di DKI Jakarta belum terealisasi.

"Kalau seperti itu, konteks Jokowi hanya pemberi harapan, bukan pembuktian. Apa yang dilakukan Pak Jokowi masih berjalan belum terbukti belum dan belum teruji," katanya saat dihubungi merdeka.com, Senin (17/3).

5. Pengamat Politik Siti Zuhro

Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan pemimpin Indonesia tidak dipandang dari usianya, melainkan dipandang dari kemampuannya dalam memimpin negara. Sebab, usia tidak menjadi relevan saat seseorang memiliki kecakapan mengelola negara.

"Usia tidak masalah. Yang utama adalah kemampuan dan kecakapan orang tersebut apakah pantas duduk di kursi RI 1 dan RI 2. Ingat ya, presiden dan wakil presiden harus mampu membawa Indonesia ke level internasional, harus mampu meredam konflik dan menggiring demokrasi ke depan. Nah, sosok tua atau muda tidak masalah," ujar dia saat dihubungi, Sabtu (15/3).

Siti tidak sepakat jika Joko Widodo ( Jokowi ) disebut sebagai tokoh muda. Karena saat ini usia Jokowi memasuki usia 51 tahun, dan ini tidak dapat dikatakan muda. Maksud muda tersebut, kemungkinan langkah Jokowi yang baru masuk ke dunia politik.

"Dia termasuk muda ya 51 tahun ya? Di atas 60 tahun dianggap tua. Yang lalu kan kita pesimis dan kecewa karena banyak politisi muda terjerat korupsi. Dan tiba-tiba muncul Jokowi yang dianggap jujur, memang itu realitanya," jelas dia.


Sumber : Merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog