Banjir di Jakarta merupakan fenomena tahunan yang selalu melanda ibukota di awal musim hujan. Akibat hal ini, sebagian wilayah di sana lumpuh karena tergenang air.
Padahal, telah banyak cara dilakukan pemerintah mulai dari zaman kolonial Belanda hingga merdeka untuk menanggulangi bencana tidak berkesudahan ini. Namun, upaya itu hingga kini masih belum membuahkan hasil karena banjir belum juga jadi masalah yang bisa diusir dari ibukota.
Di dunia sendiri, setidaknya sudah ada lima teknologi yang digunakan untuk menanggulangi banjir. Meski tidak dapat dihindari, setidaknya teknologi ini membantu untuk mengatur banjir sehingga tidak terlalu merugikan masyarakat.
Apa saja teknologi itu? Simak ulasannya di sini.
1. Pembatas perimeter sementara
Cara ini ditemukan pada 1988 dengan cara menggunakan air untuk mengendalikan banjir. Caranya dilakukan dengan memasang tembok yang terdiri dari dua tabung karet yang terhubung oleh satu tabung yang lebih besar.
Tabung ini diisi air sehingga ketika diterjang banjir tidak akan goyah dan mampu mengendalikan 75 persen perimeternya dari ketinggian air. Cara ini sukses dilakukan untuk menanggulangi banjir di Sungai Missouri pada 2011.
2. Bendungan
Bendungan dan tempat penampungan air lainnya sangat cocok digunakan untuk mengurangi debit air yang melintas lewat sungai. Terlebih, jika bendungan tersebut dibangun dengan kapasitas untuk menanggulangi air berlebih saat musim hujan, maka banjir pun setidaknya bisa dihambat sedikit.
Bendungan seperti ini sudah sukses diterapkan di Bendungan Mount Morris dan Seven Oaks, Amerika Serikat.
3. Self-closing flood barrier
Teknologi ini didesain untuk melindungi orang dan bangunan terhadap banjir yang berasal dari hujan deras, angin topan, atau salju yang meleleh terlalu cepat. Caranya dengan mendirikan sebuah tembok yang mengelilingi sebuah bangunan dan bisa naik-turun sesuai dengan tingkat air yang ada.
Cara ini berhasil diterapkan di Belgia, Italia, Irlandia, Belanda, Thailand, Inggris Raya, Vietnam, Australia, Russia dan Amerika Serikat. Sayang cara ini terbilang mahal karena menganut sistem otomatis dan tidak bisa diterapkan dalam skala besar.
4. Pengelolaan sungai
Di banyak negara, sungai yang rawan banjir kebanyakan dipasangi tanggul, pematang, waduk, dan bendungan yang bisa digunakan untuk mencegah luapan air sungai. Jika hal tersebut tidak berhasil, maka biasanya akan ditambahkan tembok di sekeliling bantaran sungai.
5. Pengelolaan pantai
Banjir juga bisa berasal dari air pasang laut. Oleh karenanya, sistem pertahanan banjir juga dibuat mulai dari garis pantai.
Di Amerika dan Eropa misalnya, banyak negara memasang tembok laut, memperkuat pantai dengan bakau, hingga membangun pulau pelindung.
Tujuannya, agar deburan air laut tidak terus mengikis daratan. Pasalnya, jika daratan terus terkikis, air pasang akan makin mudah naik dan menyebabkan banjir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar