News - Proses melahirkan harus dipersiapkan dengan baik. Hal yang harus diutamakan adalah tempat yang aman dan nyaman. Sebab, melahirkan adalah proses yang sangat krusial menyangkut nyawa sang ibu dan anaknya.
Beberapa calon ibu bahkan mengadakan perjanjian dengan sang dokter untuk menangani proses kelahiran sang bayi. Namun, apa mau dikata jika seorang bayi lahir meleset dengan jadwal yang telah dipastikan sang dokter.
Para calon ibu ini tidak bisa mengelak takdir sang Ilahi melahirkan di tempat-tempat yang tak terduga. Beberapa dari mereka sang bayi selamat, namun ada juga yang meninggal setelah dilahirkan.
Berikut kami merangkum beberapa bayi yang dilahirkan di tempat tak terduga dilansir dari merdeka.com.
1. Melahirkan di toilet mal
Nur Hakiki (19), yang sedang berkunjung ke Plaza Semanggi tiba-tiba ingin melahirkan. Karena mendadak, ibu muda tersebut akhirnya melahirkan di toilet wanita di lantai Plaza Semanggi.
Saat sang ibu sedang kontraksi, petugas kebersihan (cleaning service) mengetahui dan kemudian langsung membantu. Petugas kebersihan yang lain melaporkan ke pihak manajemen mal tersebut.
"Diketahui petugas cleaning service kami, saat itu juga langsung membantu," Markom Manager Plaza Semanggi, Feby Syam, Kamis (26/12).
Pihak manajemen Plaza Semanggi sempat tidak percaya atas laporan petugas kebersihan itu. Namun saat dicek, sang ibu ditemukan sudah akan melahirkan.
"Terus saya cek ke toilet. Eh bener, pas saya lihat ada ibu yang lagi duduk di toilet. Saat itu kepala bayinya sudah keluar dan dipegangin sama dia," ujar seorang sekuriti, Gunawan.
Gunawan juga langsung mengumumkan lewat pengeras suara. Dia mengumumkan agar pengunjung mal yang berprofesi sebagai dokter untuk segera menuju pusat informasi.
"Dan ternyata ada tiga dokter dan langsung diajak menuju ke toilet untuk membantu melahirkan. Totalnya jadi empat dokter dan semuanya perempuan," terangnya.
Tak lama berselang, bayi tersebut lahir di dalam toilet dan segera dibawa keluar. Bayi dan ibu itu lalu dibawa ke RS Jakarta.
2. Melahirkan di pesawat
Seorang ibu, Harmani (33) melahirkan di pesawat Merpati pada pukul 18.40 WIT. Bayi tersebut lahir di atas udara Timika Papua saat terbang ke Makassar pada Minggu (7/1).
Seorang pramugari Sherly Juwita (36) pun mendadak menjadi bidan di atas pesawat. Dia membantu proses melahirkan sang ibu.
"Itu pengalaman yang luar biasa bagi saya. Sampai sekarang saya masih deg-degan," ujar Sherly dalam perbincangan, Senin (7/1).
Sherly mengaku, waktu pesawat akan take off, Harmani (33), yang sedang hamil 28 minggu sudah menunjukkan surat dokter yang menyatakan dia boleh melakukan penerbangan. Namun, pada ketinggian 9.800 meter di atas laut atau 15 menit setelah take off, Harmani mengaku sakit pinggang.
"Saya tanya: Ibu kenapa? Ibunya langsung menjawab sakit pinggang dan sepertinya mau melahirkan," ungkap Sherly.
"Dengan bantuan kru, saya langsung melakukan proses lahiran. Saya teriak ke ibu 'copot celananya bu!' Lalu tak seberapa lama sudah terlihat kepala bayi. Lalu saya tahan kepalanya sampai keluar bayi itu," papar Sherly. Dia mengaku proses kelahiran tersebut menghabiskan waktu sekitar 15 menit.
Setelah bayi lahir, ternyata permasalahan belum selesai. Karena lahir prematur, bayi tersebut harus diletakkan di inkubator. Dengan bantuan penumpang dan kru lain, Sherly membungkus sang bayi dengan selimut tebal serta beberapa bungkus air hangat yang diletakkan di punggung bayi.
Saat pesawat lepas landas, bayi yang belum diberi nama tersebut langsung dibawa menuju ke RS Catherine Booth, begitu pesawat berhasil mendarat di Makassar, Sulawesi Selatan. Namun nahas, bayi prematur tersebut tidak bisa bertahan lama. Bayi tersebut meninggal di RS Catherine Booth.
3. Melahirkan di sekolah
Tahun lalu, seorang siswi di salah satu SMK di Ponorogo, Jawa Timur, melahirkan di dalam toilet sekolah. Ironisnya, saat ditemukan pihak sekolah, sosok bayi berjenis kelamin perempuan yang masih berlumur darah tersebut ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa di lantai toilet.
Sang ibu yakni siswi kelas 1 SMK itu berinisial UM (17) warga Desa Sukorejo, Kecamatan Kebonsari, kabupaten Madiun. Terungkapnya UM melahirkan berawal dari orang kantin yang curiga masuk ke toilet namun tidak kunjung keluar.
UM berada di dalam toilet tersebut sampai berjam-jam. Hingga akhirnya pihak sekolah menggedor pintu dan mendobraknya. Setelah berhasil didobrak, UM tergolek lemas bersama bayi berjenis kelamin perempuan yang sudah dalam keadaan tak bernyawa.
Pihak sekolah langsung melarikan UM RS terdekat untuk dirawat. Bayi yang tak bisa diselamatkan nyawanya, kemudian dibawa ke ruang jenazah.
4. Melahirkan di angkot
Seorang ibu Komala (25) warga Kampung Ciseupan, Desa Sukajaya, Ciranjang, Cianjur, Jabar, Jumat (15/4) dini hari, melahirkan di dalam mobil angkutan kota. Sang ibu terpaksa melahirkan di dalam mobil angkot ketika akan menuju Puskesmas DTP Ciranjang. Kejadian itu pada tahun 2011 lalu.
Komala (25) dan bayinya, lahir dengan selamat. Meskipun sepanjang perjalanan jalanan rusak parah. Kelahiran Komala dibantu bidan desa, Sopha Restu, yang cekatan membantu persalinan di dalam angkot.
Informasi dihimpun, puskesmas yang hendak dituju jaraknya puluhan kilometer dari tempat tinggalnya. Bidan memutuskan membawa Komala ke puskesmas karena menduga ada kelainan di kandungannya dan membutuhkan persalinan dengan alat medis yang lengkap.
Keluarga kemudian menyewa mobil angkot dan membawa Komala ke puskesmas. Saat di angkot, Komala mengeluh perutnya sakit tanda hendak melahirkan.
"Bidan Sopha yang duduk disamping istri saya, langsung menangani persalinan, dalam kondisi angkutan yang terus berjalan atas saran bidan, karena harus secepatnya sampai di puskesmas," ungkap Enda (29) suami Komala.
Suasana sangat menegangkan, bahkan suami Komala mengaku sempat syok melihat persalinan yang berlangsung dengan cepat, namun di dalam angkutan.
5. Melahirkan di sawah
Seorang ibu melahirkan di tengah sawah di Desa Grantung, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga. Kejadian itu sekitar tahun 2004.
Ibu tersebut diketahui hilang ingatan sehingga tidak mengetahui apakah dirinya akan melahirkan ataukah tidak. Seorang bidan Ny Turniasih (27), membantu persalinan ibu tersebut.
"Peristiwa itu terjadi Juni 2001 lalu. Saat itu sekitar pukul 15.00. Saya sedang bersih-bersih di polindes. Tiba-tiba ada warga datang memberitahu ada orang gila hendak melahirkan di tengah sawah. Warga meminta saya ke sana untuk membantu persalinannya," ujarnya, kala itu.
Turniasih mengaku dilaporkan warga karena ada wanita gila yang ingin melahirkan di tengah sawah. Saat di ke lokasi, sudah ada puluhan orang yang mengerumuni wanita tersebut tanpa berbuat apa-apa. Wanita yang diperkirakan berumur 32 tahun itu sedang merintih-rintih kesakitan di sebuah gubuk tengah sawah. Perutnya membuncit, menandakan dia sedang hamil.
Turniasih kemudian mendekati perempuan berpakaian lusuh itu. Saat dilihatnya, Turniasih yakin wanita itu akan melahirkan. Turniasih lalu meminta bantuan 5 orang laki-laki untuk memasang kain menjaganya diluar. Beberapa di antara mereka juga disuruh memegangi tangan dan kaki perempuan tersebut.
"Habis, kalau tidak dipegangi maunya berontak terus. Kan kasihan bayinya. Lagi pula, hal itu juga bisa membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayinya. Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Dia melahirkan bayi sehat dan montok dengan selamat," ujarnya.
Setelah sukses melahirkan bayi tersebut, sang ibu karena disangkakan gila, warga memutuskan bayinya diasuh oleh seorang warga Desa Tajug, Kecamatan Karangmoncol yang lama tidak dikaruniai anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar